SLALU
ADA TEMPAT UNTUK KAMU BISA BERHARAP
DAN
MEMBUAT SEGALA BENTUK LOGIKA, MENGIKUTI ALUR
HARAPANMU
NAMUN..,
PIKIRKANLAH
AKAN SEBUAH LANTUNAN HARAPAN YANG AKAN KELUAR DARI
.…DALAM MULUTMU ITU….
AKANKAH
HAL ITU TAKKAN MENGUBAH KENYATAAN DI KEHIDUPANMU??
SEBUAH
PEPATAH LOGIKA MENGATAKAN, YANG LALU, KINI, DAN SEKARANG, SLALU
BERJALAN
BERSAMAAN. DAN KAU TAHU, ORANG
BIJAK BERKATA SEPERTI APA UNTUK HAL ITU??
…TIDAK ADA YANG TIDAK
MUNGKIN DI DUNIA FANA INI…
…SELAMA
ORANG ITU PERCAYA AKAN MIMPINYA…
Data 1
<’Edit’>
Bandung
– 2012. <pm> 10:00
Hari itu adalah hari dimana
ruangan kelas 12 B, akan kedatangan murid pindahan dari Jakarta. Semua murid
nampak antusias ingin melihat seperti apa wajah murid yang katanya adalah
seorang gadis berumur 16 tahunan dan ia sangat berprestasi di bidang Sains.
Alasan ia pindah ke sekolah ini pun karna kemauannya sendiri.
Padahal
di sekolahnya yang lama, murid itu sering di tawari beasiswa dimana-mana dan
juga pernah di tunjuk sebagai asisten dosen di suatu universitas ternama di
Indonesia. Bahkan ia pernah terkenal karna di wawancarai oleh sebuah stasiun
televisi yang tertarik pada kepintarannya itu.
Karna
itulah sekarang, semua murid di kelas 12 B nampak sangat beruntung sekali
mendapatkan murid yang mungkin bisa membantu mereka dalam pelajaran tentang IPA
di sekolah atau ingin menguji seberapa jauh kepintaran orang itu.
Ketika semua murid sedang
asyik membicarakan tentang berita hangat tersebut, tiba-tiba saja seorang guru
wanita paruh baya, berpakaian rapih, dan membawa tas selendang, masuk ke dalam
kelas. Dari gerakan tegas dan nada bicaranya yang spontan, dapat dipastikan
wanita paruh baya tersebut adalah seorang wali kelas di kelas itu.
“Kalian
harus menjaga sikap kalian. Jangan sampai mempermalukan nama dan pringkat Amat
baik sekolah kita. Tidak ada yang boleh tidur di kelas lagi. Bercanda ketika
pelajaran dimulai, dan membuang sampah di dalam kolong meja kalian. Semuanya mengerti…!!!”
ucap wanita itu, terlihat sangat tegas dan agak menakutkan.
“Mengerti buu…..” ucap semua murid dengan muka
yang pasrah bercampur cemas. Entah mereka patuh, atau karena alasan lain di
pikirannya.
“Nahh...., sekarang ibu
akan memperkenalkan murid pindahan baru dari Jakarta itu, yang tentu saja sudah
kita tunggu-tunggu. Mari nakk…, silakan masuk….” Ucap guru tersebut, sambil
menunjukkan semyum terbaiknya.
Dari
luar pintu masuk kelas, memang telah terlihat sedikit samar-samar bayangan
seorang gadis yang terhalangi oleh tirai putih panjang jendela kelas itu,
akibatnya semua murid nampak masih penasaran dan ingin cepat-cepat melihat
wajah gadis popular itu secara Live.
Perlahan-lahan
murid pindahan itu mulai meninjakkan kedua kakinya ke dalam kelas. Semua murid
nampak tercengang dan takjub dengan dandanan gotik yang ia kenakan sekarang.
Walaupun agak aneh, namun pakaian seragam
yang ia kenakan itu nampak serasi sekali dengan penampilannya.
Sebuah
kontak lensa merah menyala, memancar dari kedua matanya yang sayu, namun
menimbulkan kesan misterius. Dan Maskara yang sedikit hitam legam dan tipis di
alis matanya, membuat penampilannya itu terkesan gotik, namun sangat simple dan
terlihat rapi.
“Dia
keliatannya akan menjadi saingan beratku nanti. Dia cantik, pintar, dan pasti
pringkat rangking kesatu yang slalu aku pegang, akan diambil olehnya. Bagaimana
menurutmu Cha?? Ucap Emily, seorang
murid terpandai di kelas 12 B. Dengan wajah cemasnya, ia terus
menggoyang-goyangkan bahu kanan seorang gadis yang bernama Chacha. Teman
sebangkunya itu.
“Tenang
Emily.., ku yakin, dia pasti bisa menjadi teman baik kita nanti. Dia kand
pintar dan hebat….(^V^) [jawab Chacha,
sambil tersenyum]
“Sepertinya
kau ini tidak mengerti, apa yang aku cemaskan……(T_T) [ungkap Emily dalam hati, sambil tertunduk
lesu]
Setelah
memperkenalkan dirinya, murid baru yang bernama Moona itu, ternyata mempunyai
sifat yang benar-benar tak bisa ditebak. Ia dingin dan tak banyak bicara, dan
hanya ingin berbicara jika ada orang yang mendesaknya. Semua murid beranggapan
sifat ia saat diwawancarai di stasiun televisi pendidikan atau pun saat mereka
bertemu langsung, memang tidak ada bedanya.
Hanya
senyuman tipis yang ia tunjukan pada orang-orang yang mengaguminya ataupun
sekedar ingin mengetahui tingkat kecerdasannya. Dan kenapa dia memilih untuk
duduk di bangku paling belakang? padahal banyak tawaran dari murid-murid kelas
itu, agar ia duduk di bangku paling depan. Memang dia anak genius yang keras
kepala sekali…(-,-) [mungkin itu
anggapan yang paling tepat untuknya]
Pelajaran
pertama pun dimulai. Dan kesempatan emas untuk wali kelas tersebut melihat
bakat yang dimiliki oleh murid genius
itu, karna kebetulan sekarang masuk pada jam pertama Pelajaran Kimia.
“Mungkin
sekarang kita akan sedikit mengulang materi tentang ikatan kimia minggu
kemarin. Ibu akan berikan beberapa soal di papan tulis, dan kalian harus
mengerjakannya sekarang juga. Tidak di pr kan, karna ibu juga akan membahasnya
sekarang……” tegas wali kelas itu kepada seluruh muridnya sambil menulis.
“Jika
aku berhasil mengerjakan semua soal ini, dan mengumpulkannya sebelum murid
genius selesai, maka tamatlah riwayat kegeniusannya….” Ucap Emily sambil
tersenyum penuh kepuasan.
Setiap
detik berlalu, Moona hanya memperhatikan tulisan-tulisan yang ada di papan
tulis putih itu, tanpa menyalinnya seperti yang lain. Semua murid disana nampak
keheranan dengan tingkah laku Moona. Dan beranggapan pasti murid baru itu
sekarang sedang stress karna belum tau cara mengerjakan soal-soal di papan
tulis. Begitu pun anggapan Emily ketika melihat Moona, yang berada di bangku
paling belakang itu, hanya menatap saja tulisan yang ada di depannya.
“Oii…,
Moona. Kamu tidak mendengarkan kalau kita disuruh untuk menyalin dan
mengerjakan soal yang ada di depan papan tulis?? Kesal salah satu murid laki-laki disana, yang
melihat kelakuan anehnya. Mendengar pembicaraan tersebut, wali kelas pun,
penasaran dan menunggu jawaban dari Moona. Berharap ia mau sedikit memberi
penjelasan, sambil pura-pura duduk dan membaca buku di mejanya.
Spontan
Moona langsung menatap murid laki-laki yang geram dengan kelakuannya itu. Ia
beranggapan bahwa Moona ingin memamerkan bakatnya dengan menjawab langsung ke
15 soal ikatan kimia itu di depan kelas, sedangkan ia tak mendapat kesempatan
untuk menuangkan isi jawabannya satu pun di papan tulis.
“Aku
sedang menulis kokk. Apa kamu tidak melihatnya……” ucap Moona sambil tersenyum
kembali. Ternyata keadaan tangan yang seperti disembunyikan itu, digunakan
Moona untuk menulis di bawah betis kakinya sebagai alas. Dengan cekatan,
tangannya menari-nari disebuah buku biasa berukuran sedang, namun tatapan
menghadap kearah papan tulis. Betul-betul menganehkan. Apakah tulisannya akan
baik-baik saja..??
“Tidak
Mungkin……” ucap murid laki-laki itu,
ketika melihat cara menulis Moona yang agak aneh. Mendengar jawaban Moona,
semua murid di kelas itu berebut ingin melihat cara menulis Moona yang unik.
Akibatnya Moona menjadi bahan tontonan menarik dikelas.
“Sepertinya
aku memang harus melakukan kebiasaan normal manusia……(-,-‘) [ucap Moona dalam hati kecilnya]
Di dalam kelas yang lain. Saat
bell istirahat……
“Heii…,
kau sudah mendengar tentang Artis Cantik dan Pintar masuk ke dalam sekolah
kita. Tepatnya dia berada di dalam kelas IPA 12 B…” (^v^)
“Aku
ingin sekali menengoknya…” (8_8)
“Dia
bukan artis, tapi Cuma salah satu anak genius yang berhasil masuk televisi
ajaa……” (--,)
“Waahhh…,
kalau pacaran sama dia. Pasti bakalan ikut tenar. Tembak aja bro…” (^0^) à heart
“Dia
bisa menulis tanpa melihat ke bukunya, dengan cepat dan tanpa acak-acakan.
Jawabannya juga benar semuanya. Hebatttttt……” (*0*)
“Kau
merasakan hal yang aneh Dhandy…?? Ucap
salah satu seorang murid disana yang bernama Aniel. Dengan tampilan rapih dan
berkacamata, dia memang murid yang selalu mendapatkan nilai tertinggi di dalam
kelas, dan selalu ranking pertama
[saingan pertama untuk Emily di kelas 12 B, sementara ia sediri sekarang
berada di kelas 12 E].
“Hal
aneh apa…?? Kau jarang membantuku mengerjakan soal. Dan selalu memberikan
rumus-rumus tanpa penjelasan, ketika aku meminta jawaban. Itulah hal yang
paling aneh menurutku……(-,-) ucap Dhandy, teman sebangkunya yang diajak bicara
tadi, sambil kembali membaca novel favoritnya
“NIGHTMARE SIDE”.
“Karna
kau minta, Cuma jawabannya doang. Tanpa berfikir bagaimana cara mengerjakannya.
Sekali-kali kamu harus tahu bagaimana susahnya aku berusaha menjawab dongg……”(-_-)
“Aku
kan minta jawaban kamu, agar bisa ku samakan dengan jawaban yang dibuat aku
sendiri. Memang selalu salah rumus, tapi jawabannya selalu betul kan.
Heeheee….(^0^)
“Dasar
Mr. Imajenasi……(‘-,-)
“Tapi…, [kata-kata Aniel mulai menghentikan
cekikikan Dhandy] “Ini serius…,
seharusnya sebagai manusia aneh, kamu bisa merasakan hal yang ganjal ini.
Terutama kenapa sampai Moona bisa ingin menjadi murid di sekolahan kita. Kau
harus pikirkan itu……” (-.-) [sambungnya]
“Dasar
Alien……, aku mau ke kantin beli sesuatu. Kau mau ikut…?? Ucap Dhandy sekenanya. Dan langsung beranjak
meninggalkan Aniel di kelas, karna Aniel menjawab ajakan Dhandy dengan [gelengan kepala]
“Kadang-kadang
Dhandy, seperti orang yang tak tau arah tujuan…”
[ucap Aniel
dalam hati kecilnya]
Di perjalanan menuju kantin,
Dhandy tak sengaja bertemu dengan Moona yang tengah seperti di kejar-kejar
sesuatu, hingga ia bertubrukan dengannya.
“Aduhh…,
maaf, saya buru-buru. Kau……” [ucap Moona
saat bertemu pertama kali dengan Dhandy]
“Kau……?? Maaf perasaan kita baru kenal kan?? Ucap Dhandy, dan seolah-olah tak
memperdulikan ekpresi wajah Moona yang terpaku menatapnya. Pada saat Dhandy
akan meninggalkan Moona, tiba-tiba saja, kedua tangan Moona menarik paksa tangan
kanan Dhandy dan dilemparkannya dengan mudah tubuh Dhandy hingga membentur
tembok di dekatnya.
“Aduhh………, Kau ini siapa. Baru kenal udah Sadisnisme
kaya begini…” kesal Dhandy sambil
menahan sakit memegang tulang belakangnya yang terbentur tadi. Dengan
geramnya Moona menghajar perut Dhandy sampai Dhandy memekik kesakitan di
buatnya, dan cairan merah pekat, tanpa sengaja keluar dari mulutnya.
“Precepnoil” Suara aneh keluar dari mulut Moona. Dhandy
yang merintih kesakitan di lantai, tiba-tiba saja kehilangan kesadarannya.
Sekilas ia hanya menatap beberapa murid yang datang, untuk mengamankan Moona
yang seperti telah kesurupan itu.
“Dhandy…,
dhandy…” guncangan pelan di bahu kanan,
membangunkan Dhandy. Seperti orang yang linglung, Dhandy melihat Moona didepannya
dengan perasaan cemas dan mulai menjaga jarak.
“Bagaimana mungkin aku sekarang bisa berada dalam keadaan berdiri
kembali, di hadapan gadis sadis ini……”
ucap Dhandy dalam hati kecilnya.
“Dhandy…,
aku tau namamu dari nickname mu itu. Aku Moona, murid baru, pindahan dari
Jakarta. Salam kenal……” ucap Moona sambil tersenyum dan ingin berjabat tangan
dengan Dhandy.
“Kau
tadi yang memukuli perutku?? Resah Dhandy masih terlihat cemas. “Kau pikir aku ini monster apa. Mana mungkin
aku sekejam itu pada orang yang baru aku kenal……(-,-) [ucap Moona. Perubahan ekpresi dinginnya,
mulai berubah dengan ekpresi cemberutnya sekarang]. Tanpa berpamitan, Moona
bergegas meninggalkan Dhandy, ke suatu tempat.
[yang banyak orang jajan_nya].
Sejenak…,
Dhandy memang memeriksa keadaan tubuh dan bibirnya. Terlihat biasa saja tanpa
ada luka dan rasa sakit sedikitpun. Dan disaat yang sama, Dhandy dikejutkan
Chacha yang datang dari arah belakang.
“Oii.., ngelamun di tengah jalan. Gak baik tau……” ucap Chacha yang
datang dari arah belakangnya dan menepuk bahu Dhandy, hingga ia hampir
melompat, saking kagetnya.
“Chaa…,
kau ini bikin aku jantungan aja tau……”
(-,-)
“Balas
Dendam yang kemarin, soalnya minumanku sampai berceceran ke baju sedikit,
gara-gara kau tepuk aku dari belakang……!”
“Itu
kan, gak sengaja. Lagian kau masih bahas itu terus dari kemarin, ampe pulang
sekolah, ternyata benar, mau balas dendam……”
(-.-)
“Hiiihiii…,
Dhandy kau mau ke kantin. Aniel mana??
“Dia
lagi geleng kepala di kelas, waktu aku ajak dia ke kantin……”
“Dasar…,
Heeheee…, Dhan…, Dhan…, [tiba-tiba saja
Chacha nampak serius menatap wajah Dhandy]
“Kenapa Chaa. Ada yang salah??
“Kamu
habis minum fanta yahh. Tapi kok kaya darah, keluar netes di pinggir mulut kamu
sedikit, ngak nyadar apa??
Mendengar
itu, Dhandy langsung memeriksa bibirnya kembali. Dan ternyata benar, tangan
kanannya memegang sebuah cairan lengket merah pekat di ketika menyentuh pinggir
bibir kirinya. Dhandy mulai panik dan mencari sebuah bangku kecil yang kosong
disekitarnya sebagai tempat untuk bersandar, karna tiba-tiba perutnya sakit
juga. Chacha yang nampak khawatir, mengeluarkan kertas tisu dari saku roknya.
Dan mulai menyodorkannya kearah tangan kanan Dhandy.
“Pakailah
ini. Memangnya kamu punya penyakit apa?? Ucap Chacha, simpati.
“Terima
Kasih…, ngak kok, cuma masalah ringan saja…!” jawab Dhandy sambil tersenyum
kesakitan. Semakin ia menahan rasa sakit itu, semakin banyak pula darah yang
tak berhenti menetes di mulutnya. Ia tak bisa menahan atau menelannya kembali,
karna itu keluar bersama rasa mual yang amat sakit di perutnya. Sebisa mungkin
Dhandy menahan tubuhnya agar jangan sampai pingsan, namun rasa sakit itu,
membawanya langsung terlelap tidur. Hanya ada teriakan Chacha yang terdengar
dan suara orang-orang yang ramai dan gaduh.
Beranjak kembali ke dalam kelas
12 E……
Terlihat
disana, Aniel masih menunggu kehadiran temannya Dhandy yang belum juga kunjung
datang. Sementara hampir semua teman-temannya yang lain, berlari keluar
berhamburan, seperti tengah terjadi sesuatu.
“Aniel…, biarkan saja mereka. Ayoo…, bantu kita lagi kerjain pr
Fisika. “Yapp…, kau kan tak suka
keribut. Meningan kita belajar disini.
“Lihat soalmu yang nomor tiga dong, sekalian sama jawabannya juga. Heeheee……(^0^)
“Sory
nihh…, saya ternyata lapar juga. Mau jajan dulu ke kantin sebentar……” ucap
Aniel, mencoba membebaskan diri dari rasa haus teman-temannya yang membutuhkan
“ilmu
segar”.
Sambil setengah berlari, Aniel tampak merasakan hal aneh, karna tiba-tiba
saja kedua gendang telinganya berbunyi nyaring. Sebisa mungkin Aniel tak
memperdulikan hal itu, namun ketika ia hampir sampai di muka pintu, tiba-tiba
saja seorang gadis lain, menghadangnya dari luar. Wajah gadis itu nampak cemas
dan langsung berkata lantang.
“Gawat…,
Dhandy mau dilarikan ke rumah sakit. Ayoo…, cepat kita lihat??
“Kau
Siapa……??
<<TO BE CONTINUE>>
_________________Sinopsis Next Episode Crisis Earth__________________
“Aku Lisa, apa kau tak ingat
denganku Aniel?? Aku teman baikmu…”
“Gimana dongg Dhandy?? Kita harus
kerumah sakit sepulang sekolah nanti. Aku khawatir. Soalnya darah dia menetes
sedikit di seragam putihku…”
“Kami memang khayalanmu Dhandy, tapi kami
diciptakan olehmu kan??
“Ada sesuatu yang masuk dan mengubah
seluruh data memori sekolah kita…!”
“Siapa kau sebenarnya, Moona??
_________________Sinopsis Next Episode Crisis Earth__________________
Tidak ada komentar:
Posting Komentar